Berharap Hubungan Saling Dukung antara Bedayong dan Ikatan Alumni
Peran alumni sangat penting dalam perjalanan Bedayong selama ini. Sudah hampir 17 tahun Bedayong berdiri, dan telah banyak manfaat yang diberikan oleh forum ini kepada orang-orang yang terlibat di dalamnya. Tidak terlepas dari itu, Bedayong seolah tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang semakin matang, salah satunya, tidak lain karena dukungan dari para alumni yang peduli akan masa depan forum ini—walaupun tidak banyak alumni yang sadar akan hal ini.
Peran alumni sangat penting dalam perjalanan Bedayong selama ini. Sudah hampir 17 tahun Bedayong berdiri, dan telah banyak manfaat yang diberikan oleh forum ini kepada orang-orang yang terlibat di dalamnya. Tidak terlepas dari itu, Bedayong seolah tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang semakin matang, salah satunya, tidak lain karena dukungan dari para alumni yang peduli akan masa depan forum ini—walaupun tidak banyak alumni yang sadar akan hal ini.
Namun demikian, ada beberapa alumni yang bahkan cenderung melihat Bedayong secara sempit, dengan kecurigaan yang berlebihan bahkan dari sudut pandang yang negatif. Hal ini menjadi pertanyaan besar oleh sebagian besar kalangan yang pernah terlibat dan yang sedang terlibat di dalam forum ini. Pertanyaannya, apa sebenarnya yang melandasi pemikiran para alumni jenis ini ? Sementara para pendiri dan alumni-alumni yang lain justru mendukung dan membantu Bedayong untuk lebih maju.
Beberapa waktu yang lalu, sebagian anggota Bedayong membantu dalam pemasaran majalah Betang di wilayah Ketapang. Ketika salah satu anggota Bedayong menawarkan majalah warisan Bang Alkap ini kepada alumni di Ketapang, dengan sombongnya, alumni yang bersangkutan mengatakan ketidakrespekkannya terhadap majalah Betang. Bahkan, dengan beraninya, dia mengatakan bahwa Bedayong sudah pecah. Apa alasannya ? Jangan-jangan karena yang bersangkutan tidak paham akan dinamika yang terjadi, dan dengan mudahnya menjustifikasi seperti itu. Atau, justru karena tidak tahu sama sekali tentang Bedayong dan tidak pernah peduli sama sekali akan forum ini.
Potongan cerita kecil ini cukup membuat gerah anggota Bedayong serta beberapa alumni angkatan pertama yang mempelopori berdirinya forum ini. Bagaimana tidak, statemen yang kontroversial tersebut seolah-olah mencoba untuk menghancurkan cita-cita awal para pendiri Bedayong. Namun, kami yang saat ini sedang berproses di Bedayong memaklumi hal tersebut, karena ternyata yang bersangkutan tidak cukup dikenal oleh anggota Bedayong, karena memang kontribusinya sebagai alumni mungkin belum terlihat selama ini.
Pada akhirnya, kami sebagai anggota Bedayong ingin tahu bagaimana sebenarnya peran ikatan alumni yang telah berdiri beberapa tahun yang lalu. Hal ini bukan ranah kami sebagai anggota, tetapi ada baiknya, antara anggota dan alumni Bedayong akan saling mendukung dan tetap menjaga hubungan yang baik. Jujur saja, kami belum merasakan kontribusi dari ikatan alumni Bedayong hingga sekarang. Justru alumni yang peduli adalah mereka yang datang tanpa membawa nama ikatan alumni—walaupun bagian dari ikatan tersebut.
Hingga saat ini saja, yang kami rasa benar-benar peduli terhadap Bedayong baru sedikit. Bahkan ada beberapa nama yang bukan bagian dari alumni justru memiliki perhatian terhadap Bedayong.
Pengalaman semacam ini akhirnya membuat kami yang saat ini terlibat secara langsung di forum mengharapkan ikatan alumni yang sangat solid. Alasannya cukup jelas, pertama ikatan alumni sebagai elemen yang mendukung dan terus memberi pembinaan kepada kami sebagai anggota Bedayong. Kedua, untuk menjaga cita-cita awal berdirinya Forum Bedayong dan menjadi satu-kesatuan yang saling mendukung—bukan sebaliknya. Ketiga, ikatan alumni sebagai jaringan yang jelas untuk kepentingan bersama demi kemajuan daerah, khususnya kabupaten Ketapang.
Namun, sekali lagi hal ini bukan hak kami untuk menggugat atau mengintervensi keberadaan ikatan alumni yang sekarang. Kami juga tidak terlalu tahu kondisi di dalam ikatan tersebut saat ini, karena memang Bedayong sendiri tidak pernah mendapat informasi tentang hal tersebut. Sehingga wajar kalau Bedayong sendiri merasa bahwa ikatan alumni yang sebenarnya adalah, mereka yang peduli terhadap forum ini. Bahkan kami sangat mengharapkan kalau yang disepakati oleh alumni untuk berada di lingkaran pengurus ikatan tersebut adalah mereka yang peduli terhadap Bedayong sendiri, bukan semata karena kepentingan di dalam jaringan itu sendiri.
Kami juga melihat, bahwa sudah banyak alumni-alumni Bedayong di Ketapang, terutama alumni angkatan pertama yang berhasil di berbagai bidang. Dengan demikian, banyak pula alternatif pilihan yang dapat dijadikan figur sebagai orang yang mampu membangun ikatan serta jaringan untuk kepentingan bersama. Dasarnya cukup jelas, yaitu untuk saling mendukung antara Bedayong dan alumni, sehingga tidak lagi terjadi kesalahpahaman antara kedua generasi ini.
Sebut saja misalnya Budi Mateus yang saat ini sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Ketapang, Alkap Pasti salah satu anggota KPUD Kabupaten Ketapang, Agustinus Alibata seorang politisi dan pengamat pembangunan Ketapang, Kosman pengajar di SMA PL St. Yohanes Ketapang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Beberapa nama ini kami rasa sudah saatnya ikut ambil bagian dalam membangun sebuah jaringan dalam satu-kesatuan yang utuh antara ikatan alumni dan Forum Bedayong.
Perlu juga kami tegaskan bahwa harapan ini murni dari diri kami sendiri, tanpa dipengaruhi oleh pihak manapun. Penulis sendiri berharap, dari beberapa nama alumni tersebut ada yang bersedia mendengarkan aspirasi kami ini. Bahkan sebenarnya ada beberapa anggota yang terang-terangan mendukung penuh salah satu nama sebagai Ketua Ikatan Alumni Bedayong di Ketapang, namun tentu saja melalui mekanisme yang ada, terutama lewat musaywarah.
“Bang Budi kan cukup dikenal di kalangan alumni maupun anggota Bedayong, terus beliau juga boleh dikatakan salah satu alumni yang berhasil. Buktinya saja sekarang Bang Budi menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Ketapang, yah...kami sih berharap beliau mau jadi Ketua Ikatan Alumni di Ketapang,” ungkap salah satu angota Bedayong yang tidak mau namanya disebutkan.
Selain itu, ada juga yang mendukung nama lain selain Budi Mateus, namun sayangnya beberapa anggota yang bersangkutan masih malu-malu untuk menyatakan keinginannya. Namun, perlu diingat bahwa beberapa nama yang diharapkan tersebut hanya bagian dari aspirasi akan figur ideal, tanpa ada konflik kepentingan di dalam tubuh Bedayong. Tentu saja ini karena banyak yang sepakat bahwa dari beberapa nama tersebut, semuanya peduli dan respek terhadap Bedayong dari dulu hingga saat ini. Karena, siapaun yang menjadi Ketua Ikatan Alumni Bedayong di Ketapang atau mungkin di Pontianak kami setuju-setuju saja, asalkan mampu membangun satu-kesatuan jaringan yang utuh antara alumni dan Bedayong. Semoga didengar. (Fornestor Mindaw)
Beberapa waktu yang lalu, sebagian anggota Bedayong membantu dalam pemasaran majalah Betang di wilayah Ketapang. Ketika salah satu anggota Bedayong menawarkan majalah warisan Bang Alkap ini kepada alumni di Ketapang, dengan sombongnya, alumni yang bersangkutan mengatakan ketidakrespekkannya terhadap majalah Betang. Bahkan, dengan beraninya, dia mengatakan bahwa Bedayong sudah pecah. Apa alasannya ? Jangan-jangan karena yang bersangkutan tidak paham akan dinamika yang terjadi, dan dengan mudahnya menjustifikasi seperti itu. Atau, justru karena tidak tahu sama sekali tentang Bedayong dan tidak pernah peduli sama sekali akan forum ini.
Potongan cerita kecil ini cukup membuat gerah anggota Bedayong serta beberapa alumni angkatan pertama yang mempelopori berdirinya forum ini. Bagaimana tidak, statemen yang kontroversial tersebut seolah-olah mencoba untuk menghancurkan cita-cita awal para pendiri Bedayong. Namun, kami yang saat ini sedang berproses di Bedayong memaklumi hal tersebut, karena ternyata yang bersangkutan tidak cukup dikenal oleh anggota Bedayong, karena memang kontribusinya sebagai alumni mungkin belum terlihat selama ini.
Pada akhirnya, kami sebagai anggota Bedayong ingin tahu bagaimana sebenarnya peran ikatan alumni yang telah berdiri beberapa tahun yang lalu. Hal ini bukan ranah kami sebagai anggota, tetapi ada baiknya, antara anggota dan alumni Bedayong akan saling mendukung dan tetap menjaga hubungan yang baik. Jujur saja, kami belum merasakan kontribusi dari ikatan alumni Bedayong hingga sekarang. Justru alumni yang peduli adalah mereka yang datang tanpa membawa nama ikatan alumni—walaupun bagian dari ikatan tersebut.
Hingga saat ini saja, yang kami rasa benar-benar peduli terhadap Bedayong baru sedikit. Bahkan ada beberapa nama yang bukan bagian dari alumni justru memiliki perhatian terhadap Bedayong.
Pengalaman semacam ini akhirnya membuat kami yang saat ini terlibat secara langsung di forum mengharapkan ikatan alumni yang sangat solid. Alasannya cukup jelas, pertama ikatan alumni sebagai elemen yang mendukung dan terus memberi pembinaan kepada kami sebagai anggota Bedayong. Kedua, untuk menjaga cita-cita awal berdirinya Forum Bedayong dan menjadi satu-kesatuan yang saling mendukung—bukan sebaliknya. Ketiga, ikatan alumni sebagai jaringan yang jelas untuk kepentingan bersama demi kemajuan daerah, khususnya kabupaten Ketapang.
Namun, sekali lagi hal ini bukan hak kami untuk menggugat atau mengintervensi keberadaan ikatan alumni yang sekarang. Kami juga tidak terlalu tahu kondisi di dalam ikatan tersebut saat ini, karena memang Bedayong sendiri tidak pernah mendapat informasi tentang hal tersebut. Sehingga wajar kalau Bedayong sendiri merasa bahwa ikatan alumni yang sebenarnya adalah, mereka yang peduli terhadap forum ini. Bahkan kami sangat mengharapkan kalau yang disepakati oleh alumni untuk berada di lingkaran pengurus ikatan tersebut adalah mereka yang peduli terhadap Bedayong sendiri, bukan semata karena kepentingan di dalam jaringan itu sendiri.
Kami juga melihat, bahwa sudah banyak alumni-alumni Bedayong di Ketapang, terutama alumni angkatan pertama yang berhasil di berbagai bidang. Dengan demikian, banyak pula alternatif pilihan yang dapat dijadikan figur sebagai orang yang mampu membangun ikatan serta jaringan untuk kepentingan bersama. Dasarnya cukup jelas, yaitu untuk saling mendukung antara Bedayong dan alumni, sehingga tidak lagi terjadi kesalahpahaman antara kedua generasi ini.
Sebut saja misalnya Budi Mateus yang saat ini sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Ketapang, Alkap Pasti salah satu anggota KPUD Kabupaten Ketapang, Agustinus Alibata seorang politisi dan pengamat pembangunan Ketapang, Kosman pengajar di SMA PL St. Yohanes Ketapang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Beberapa nama ini kami rasa sudah saatnya ikut ambil bagian dalam membangun sebuah jaringan dalam satu-kesatuan yang utuh antara ikatan alumni dan Forum Bedayong.
Perlu juga kami tegaskan bahwa harapan ini murni dari diri kami sendiri, tanpa dipengaruhi oleh pihak manapun. Penulis sendiri berharap, dari beberapa nama alumni tersebut ada yang bersedia mendengarkan aspirasi kami ini. Bahkan sebenarnya ada beberapa anggota yang terang-terangan mendukung penuh salah satu nama sebagai Ketua Ikatan Alumni Bedayong di Ketapang, namun tentu saja melalui mekanisme yang ada, terutama lewat musaywarah.
“Bang Budi kan cukup dikenal di kalangan alumni maupun anggota Bedayong, terus beliau juga boleh dikatakan salah satu alumni yang berhasil. Buktinya saja sekarang Bang Budi menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Ketapang, yah...kami sih berharap beliau mau jadi Ketua Ikatan Alumni di Ketapang,” ungkap salah satu angota Bedayong yang tidak mau namanya disebutkan.
Selain itu, ada juga yang mendukung nama lain selain Budi Mateus, namun sayangnya beberapa anggota yang bersangkutan masih malu-malu untuk menyatakan keinginannya. Namun, perlu diingat bahwa beberapa nama yang diharapkan tersebut hanya bagian dari aspirasi akan figur ideal, tanpa ada konflik kepentingan di dalam tubuh Bedayong. Tentu saja ini karena banyak yang sepakat bahwa dari beberapa nama tersebut, semuanya peduli dan respek terhadap Bedayong dari dulu hingga saat ini. Karena, siapaun yang menjadi Ketua Ikatan Alumni Bedayong di Ketapang atau mungkin di Pontianak kami setuju-setuju saja, asalkan mampu membangun satu-kesatuan jaringan yang utuh antara alumni dan Bedayong. Semoga didengar. (Fornestor Mindaw)