Keberadaan asrama mahasiswa di luar daerah menjadi sesuatu yang sangat penting. Setidaknya ada beberapa hal kenapa asrama harus dibangun, yaitu asrama sebagai tempat berlindung mahasiwa dari berbagai kegiatan yang dapat merusak pola pikir dan pergaulan mahasiswa dari kondisi lingkungan yang buruk. Asrama juga dapat mempermudah mahasiswa untuk berkumpul baik melalui sebuah forum/organisasi. Tidak kalah penting, berdirinya sebuah asrama tentunya merupakan sebuah upaya tidak langsung menciptakan generasi intelektual di masa yang akan datang.
Kota Yogyakarta bagaikan sebuah magnet pendidikan bagi para pelajar dari penjuru nusantara. Banyaknya lembaga pendidikan tinggi yang berkualitas serta biaya hidup yang murah menyebabkan tingginya minat mahasiswa daerah untuk menimba ilmu di Kota Yogyakarta. Hal tersebut memang terjadi pada mahasiswa Forum Bujang Dare Kayong (Bedayong). Pada rentang tahun 1996-1999 jumlah mahasiswa Bedayong masih terbilang sedikit. Namun, semenjak beberapa tahun terakhir jumlah putra-putri asal “Tanah Kayong” yang menuntut ilmu di Tanah Sultan terus meningkat. Lima besar jumlah mahasiswa setiap kabupaten Kalimantan Barat tahun 2011 menunjukan bahwa Kabupaten Ketapang menduduki posisi kedua setelah Kabupaten Landak (Data Sekretariat Bersama Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat J.C. Oevaang Oeraay). Jumlah mahasiswa asal Landak mencapai 1.470 mahasiswa. Kemudian disusul oleh Kabupaten Ketapang dengan 868 mahasiswa, Kabupaten Sintang 723 mahasiswa, Kabupaten Sanggau 587 mahasiswa dan peringkat lima ditempati oleh kabupaten baru Bengkayang dengan jumlah 469 mahasiswa. Wajar saja jumlah mahasiswa Ketapang menduduki peringkat kedua, mengingat jumlah penduduk dan angka kelulusan siswa SMA di Kabupaten terluas Kalimantan Barat ini dari tahun ke tahun terus meningkat.
Melihat angka di atas, sudah selayaknya Pemerintah Kabupaten Kabupaten Ketapang untuk mendukung para mahasiswanya melalui pengadaan asrama mahasiswa. Sungguh ironis, Kabupaten Ketapang yang katanya mendapat predikat kabupaten terkaya serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) cukup tinggi tidak mampu membangun sebuah asrama mahasiswa. Sementara kabupaten yang lain hampir semuanya memiliki asrama mahasiswa.
Pembangunan asrama mahasiswa Kabupaten Ketapang harus mendapat perhatian serius dari Pemkab Ketapang. Kita harus belajar dari pengalaman masa lalu pada saat terjadinya bencana alam gempa bumi tahun 2006. Mahasiswa Ketapang bingung dan tidak tahu harus berlindung kemana ketika kos-kosan mereka hancur akibat gempa. Hal serupa terjadi kembali pada tahun 2010 saat gunung Merapi meletus. Pemkab dan orang tua pun pada waktu itu bingung bagaimana dan kemana menyalurkan bantuan bencana bagi mahasiswa. Asramalah yang menjadi solusi utama sebagai tempat berlindung mahasiswa pada saat terjadi bencana. Sekali lagi mahasiswa Ketapang di Yogyakarta mengharapkan berdirinya asrama. (Oki Menes Belo)
Melihat angka di atas, sudah selayaknya Pemerintah Kabupaten Kabupaten Ketapang untuk mendukung para mahasiswanya melalui pengadaan asrama mahasiswa. Sungguh ironis, Kabupaten Ketapang yang katanya mendapat predikat kabupaten terkaya serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) cukup tinggi tidak mampu membangun sebuah asrama mahasiswa. Sementara kabupaten yang lain hampir semuanya memiliki asrama mahasiswa.
Pembangunan asrama mahasiswa Kabupaten Ketapang harus mendapat perhatian serius dari Pemkab Ketapang. Kita harus belajar dari pengalaman masa lalu pada saat terjadinya bencana alam gempa bumi tahun 2006. Mahasiswa Ketapang bingung dan tidak tahu harus berlindung kemana ketika kos-kosan mereka hancur akibat gempa. Hal serupa terjadi kembali pada tahun 2010 saat gunung Merapi meletus. Pemkab dan orang tua pun pada waktu itu bingung bagaimana dan kemana menyalurkan bantuan bencana bagi mahasiswa. Asramalah yang menjadi solusi utama sebagai tempat berlindung mahasiswa pada saat terjadi bencana. Sekali lagi mahasiswa Ketapang di Yogyakarta mengharapkan berdirinya asrama. (Oki Menes Belo)